KEPEDULIAN, DIMANA LAGI KUTEMUKAN
Ketika kudilahirkan
Kudisambut kicau burung
Pucuk-pucuk cemara bergoyang
Mengalunkan sebuah syair kehidupan
Alam bernyanyi bagai suara malaikat surga
Ketika kumulai tumbuh
Aku disambut alamku
Sungai tempat bermainku
Hutan menjadi halamanku
Dan kulihat…
Hijau alamku bagai permadani Turki yang lembut
Kini…….
Bumiku menangis
Bumiku merintih
Tak ada lagi keramahan baginya
Tak ada lagi kearifan baginya
Tiap detik
Ribuan gergaji bagai suara halilintar di musim badai
Merobohkan kokohnya pilar-pilar alamku
Tiap detik
Suara mesin-mesin bagaikan raksasa kelaparan
Menguras dan melahap isi bumiku…….
Bumiku terluka…
Kamipun menangis bersamanya…….
Kini…….
Jangan pernah salahkan bumi yang tak lagi ramah
Jangan marah ketika bumi tak lagi bersahabat
Panas……..
Kering….
Hujan dan banjir menjadi ritme yang kini harus kita jalani
Akankah kita masih peduli???
GELISAHKU
Coretanku adalah luapan hatiku
Kegelisahanku
Pemberontakanku
Ketaksabaranku
Saat melihat ketidakberesan
Biarlah aku bicara pada dinding
Daripada aku bicara
Pada manusia yang kehilangan rasa
Rasa malu pada kecurangan
Rasa bersalah pada nafsu serakah
Rasa penyesalan pada kejahatan
Biarlah aku bicara dengan penaku
Untuk membebaskan nuraniku
KUTEMUKAN KEBESARAN TUHAN DALAM KEPAK SAYAPMU
Kupandangi kepak sayapmu
Kunikmati indah warnamu
Rasa ingin menyentuhmu……
Hai kupu-kupu kuning
Setiap pagi kau sambut mentari
Dengan kepak sayapmu yang ramah
Hadirmu mengisi kosong ruang batinku
Kupu-kupu kuning
Kejarlah matahari n
Selagi sayapmu masih kuat
Selagi kaki-kaki kecilmu masih kokoh
Ajaklah aku terbang bersamamu
Tuk melukis harapan di kaki langit
RINTIHAN IBU
Ketika tembok-tembok kesombongan
Mengangkangimu
Ketika rantai-rantai ketamakan
Membelenggumu
Kuhanya bisa menatapmu
Ibuku……
Cucuran air matamu menghancurkanku
Rintihanmu memilukan jiwaku
Sampai kapankah itu terjadi
Kuberdiri dan termangu
Oh ibuku…..
Katakan sesuatu
Agar ku bisa bermakna bagimu
No comments:
Post a Comment